Namun sesungguhnya kolik yang terjadi pada bayi sendiri belum diketahui penyebabnya hingga kini. Umumnya beberapa ahli mengungkapkan bahwa hal tersebut akibat bakteri yang mengganggu pencernaan bayi akibat penyumbatan yang mengakibatkan nyeri di perut (kolik); adapula ahli yang mengatakan hanya dikarenakan terlalu banyak udara yang dihirup bayi dan tidak mampu bersendawa membuat pengumpulan gas (flatus) menjadikan perut bayi kembung; hingga pakar psikologis anak yang mengkonklusikan akibat tidak mampunya bayi mengontrol emosi akibat ketidaknyamanan diluar rahim sang bunda yang memerlukan adaptasi terhadap lingkungan sekitar.
Meski demikian, ketiga pendapat tersebut tidak dibantah maupun di claim sebagai faktor penyebab utama terjadinya keadaan rewel pada bayi. Karena kolik pada bayi akan hilang dengan sendirinya dan beberapa teknik menenangkan bayi mampu menghentikan tangisan bayi.
Gendongan, elusan dan ayunan ibunda termasuk mampu meredakan keadaan ini, juga dengan tetap menggendong sang buah hati lebih lama meskipun bayi sudah selesai minum ASI dan tertidur. Begitupula dengan pemijatan sebelum tidur membantu menenangkan bayi untuk tidur nyenyak. Bahkan saat bayi rewel dan diberikan pemijatan lembut diperut menyerupai bentuk U tebalik menggunakan minyak telon, akan memberikan kehangatan ekstra bagi perut bayi yang tegang.
Sehingga para ibu tidak perlu panik, dan harus tetap sabar mengurus kerewelan sang buah hati. Apabila tangisan bayi menunjukkan kesakitan berlebihan, ada baiknya diperiksakan ke dokter spesialis anak. Karena bagaimanapun, sistem pencernaan bayi dan fungsi seluruh sel dalam tubuh bayi memang masih belum sempurna dan terus berkembang setiap harinya. Oleh karena itu istirahat yang baik merupakan solusi perkembangan sempurna pada bayi.