Namun sayangnya sering kali ibu hamil menganggap remeh hal tersebut dengan pemikiran; “apabila obat dapat dijual bebas tanpa perlu resep dokter, berarti aman digunakan dan tidak perlu konsultasi terlebih dahulu pada dokter spesialis”. Sehingga tidak jarang, di saat musim dingin melanda seperti saat ini, banyak kesehatan ibu hamil juga terpengaruh oleh cuaca kemudian terjangkit flu dan mencari jalan pintas dengan meminum obat flu yang ada di pasaran.
Untuk itu sangatlah bijak apabila semua pihak memahami fungsi yang terkandung pada obat flu itu sendiri dalam memberikan dampak yang berbeda-beda.
- Decongestan
Obat flu yang mengandung decongestan dan diminum secara langsung, telah terbukti meningkatkan resiko cacat pada dinding janin, terlebih di usia kandungan 3 bulan awal.
- Herbal
Obat flu yang mengusung kandungan herbal, belum tentu 100% menggunakan bahan alami bahkan tidak jarang hanya berupa tambahan bahan agar berbau layaknya herbal tradisional dan tidak pernah melewati penelitian reaksi terhadap ibu hamil. Sehingga 1 jenis bahan saja, mampu memberikan reaksi berbeda pada setiap individu terlebih ibu hamil dan janin.
- Lozenges
Obat flu yang mengandung bahan untuk melegakan pernapasan dan mengurangi sakit tenggorokan baik yang berupa permen, sirup ataupun dengan yang disemprotkan langsung ke mulut umumnya juga mengandung zinc dan vitamin C. Sedangkan kenyataannya ibu hamil hanya diperbolehkan mengkonsumsi vit C sebanyak 80 – 100 mg dan zinc sebanyak 11 mg dalam satu hari.
Padahal kelebihan vit C mampu menjadi boomerang bagi tubuh dalam keadaan tertentu dengan berubah menjadi radikal bebas, memperberat kerja ginjal, juga merusak lambung yang dapat merangsang dan menimbulkan rasa mulas atau kontraksi. Begitupula dampak buruk kelebihan zinc akan mampu menekan sistem imun tubuh sehingga meningkatkan resiko terkena penyakit lainnya.