Penelitian ini melibatkan sebelas grup, masing-masing grup terdiri dari anak-anak berusia 10 sampai 11 tahun dari 4 sekolah dasar di Bristol, UK. Fokus penelitian ini adalah; 1) persepsi ‘bermain’ bagi anak-anak, 2) berapa banyak dari permainan mereka yang termasuk permainan aktif, 3) konteks dari permainan aktif anak-anak.
Peneliti menemukan persepsi anak tentang bentuk permainan seperti apa yang mereka mainkan pada umumnya, dan pengelompokkan perilaku aktif dan pasif secara fisik. Anak-anak yang berusia 10 sampai 11 tahun melaporkan bahwa mereka sering terlibat dalam permainan aktif yang diajarkan oleh generasi mereka sebelumnya, dan yang ternilai bermanfaat secara fisik dan juga sosial.
Rowan Brockman dari University of Bristol Centre for Exercise, Nutrition and Health Sciences, yang memimpin studi ini, mengatakan bahwa, “Anak-anak di masa kontemporer terlibat dalam permainan aktif yang bermanfaat secara fisik dan juga sosial. Hal ini menunjukkan bahwa setidaknya beberapa anak tidak lebih memilih menghabiskan waktu mereka dengan menonton TV atau bermain komputer.”
Seperti yang diterbitkan pada International Journal of Behavioural Nutrition and Physical Activity, anak laki-laki lebih memilih segala macam permainan “menendang” atau bermain sepeda, sedangkan anak perempuan lebih cenderung kurang menyukai aktivitas fisik yang sama secara spesifik seperti anak laki-laki. Selain itu, anak laki-laki tampaknya memiliki kebebasan yang lebih besar untuk berkeliaran dalam permainan aktif mereka dibanding anak perempuan. Anak laki-laki lebih banyak bermain dengan teman-teman tetangga mereka, tetapi anak perempuan lebih dibatasi untuk bermain bersama keluarga.