21,3 Juta Masyarakat Indonesia Terancam Diabetes Mellitus Tahun 2030

21,3 Juta Masyarakat Indonesia Terancam Diabetes Mellitus Tahun 2030 - Apabila sebelumnya badan kesehatan dunia, WHO, memprediksikan kasus diabetes akan meningkat  hingga mencapai 438 juta manusia seluruh dunia di tahun 2030 pada the World Diabetes Atlas 2009, kini kemungkinan itu meningkat menjadi 522 juta sesuai data terbaru dari The International Diabetes Federation. Bahkan dikatakan bahwa 1 dari 10 orang merupakan penderita diabetes baik itu diabetes tipe 1 maupun 2.

Bahkan WHO memprediksikan 21,3 juta penduduk Indonesia terancam terserang diabetes mellitus pada tahun 2030 seperti dilansir dalam Jawa Pos. Hal ini memberikan kekhawatiran tersendiri bagi Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2-PL) Kemenkes Tjandra Yoga Aditama, karena membawa Indonesia menduduki rangking 4 dunia dalam tingginya kasus diabetes setelah Amerika Serikat, Tiongkok dan India.

Hal ini perlu menjadi perhatian publik akan perlunya mencegah prediksi tersebut dengan mengubah pola hidup dan pola makan yang sehat. Meskipun diabetes merupakan salah satu penyakit turunan, namun penyakit ini semakin berkembang dan banyak diderita orang banyak akibat semakin maraknya makanan dan minuman siap saji dengan penggunaan gula maupun pemanis buatan. Selain itu, cara hidup manusia Indonesia yang semakin mengagungkan efisiensi tanpa mengindahkan kebiasaan lama yang menyehatkan, menjadikan Indonesia berpenduduk dengan pola hidup yang mengkhawatirkan.

Bahkan menurut Tjandra, kecenderungan diabetes juga mulai mengancam pada bayi dan anak-anak Indonesia. Untuk itu kiranya perlu dilakukan tindakan cepat dan tepat dalam menanggulangi kemungkinan buruk tersebut dimulai dari diri sendiri. Terlihat dalam hasil Riset Kesehatan Dasar Kemenkes tahun 2010 yang mengungkapkan beberapa penyebab meningkatnya diabetes dikarenakan obesitas, merokok, mengkonsumsi makanan dan minuman manis, kurangnya aktifitas fisik, serta kurangnya asupan makanan buah, sayuran dan makanan-makanan berserat tinggi lainnya.

Sangatlah bijaksana apabila kita tidak membiarkan kemungkinan tersebut menjadi nyata, karena bagaimanapun data tersebut merupaka prediksi dari hasil studi situasi dan kondisi saat ini dimana 20 tahun kedepan masih memberikan kita banyak waktu untuk mulai merubah pola makan dan pola hidup yang lebih sehat.













.