Menurut para peneliti, protein rusak yang dikenal sebagai MT2 dapat mengganggu jam biologis atau ritme sirkadian dan pelepasan hormon insulin. Gangguan ini memicu gangguan dalam pengaturan gula darah dan menyebabkan diabetes tipe 2.
"Pengaturan gula darah adalah salah satu dari banyak proses yang diatur oleh jam biologis tubuh. Penelitian ini menambahkan pemahaman kami tentang bagaimana gen yang berperan penting dalam pengaturan jam biologis dapat mempengaruhi risiko diabetes. Kami menemukan varian yang sangat langka dari gen MT2 memiliki efek jauh lebih besar daripada varian lain yang lebih umum," kata Profesor Philippe Froguel, dari Imperial College London seperti dilansir DailyMail.
Pada tahun 2008, sebuah penelitian genetik yang dipimpin oleh tim yang sama menemukan bahwa orang-orang yang memiliki variasi umum dalam gen MT2 memiliki risiko terserang diabetes tipe 2 sedikit lebih tinggi.
Pelepasan insulin yang bertugas mengatur kadar gula darah diketahui diatur oleh melatonin. Sedangkan siklus tidur-bangun tubuh dikendalikan oleh melatonin yang memiliki efek berupa rasa kantuk dan menurunkan suhu tubuh.
"Penelitian genetik seperti ini berguna karena dapat membantu kita memahami bagaimana genetik seseorang dapat mempengaruhi resiko diabetes tipe 2. Risiko ini tidak dikendalikan oleh satu gen tunggal. Dan kita sudah tahu bahwa perubahan genetik lainnya serta faktor gaya hidup dapat mempengaruhi kemungkinan mengembangkan kondisi yang kompleks," kata Dr Iain Frame, direktur penelitian di Diabetes UK.