AKDR dapat dipasang kapan saja selama periode menstruasi bila wanita tersebut tidak hamil. Alat ini dimasukkan ke dalam rahim oleh dokter dengan bantuan alat. Pengawasan terhadap pemasangan AKDR dilakukan 1 minggu setelah pemasangan, pemeriksaan kedua 3 bulan kemudian, dan selanjutnya setiap 6 bulan. Jika terdapat pergeseran dari AKDR di dalam rahim maka dapat dilakukan pemeriksaan foto roentgen untuk memastikan lokasi dari AKDR yang bergeser tersebut.
Setelah melahirkan, pemasangan AKDR sebagai kontrasepsi segera (10 menit setelah pengeluaran plasenta) dapat mencegah mudah copotnya AKDR. AKDR juga dapat dipasang 4 minggu setelah melahirkan tanpa faktor risiko perforasi (robeknya rahim). Untuk wanita menyusui, AKDR dengan progestin sebaiknya tidak dipakai sampai 6 bulan setelah melahirkan. AKDR juga dapat dipasang segera setelah abortus spontan triwulan pertama, tetapi direkomendasikan untuk ditunda sampai involusi komplit setelah triwulan kedua abortus. Setelah AKDR dipasang, seorang wanita harus dapat memantau benang AKDR setiap habis menstruasi.
Kondisi dimana seorang wanita tidak seharusnya menggunakan AKDR adalah :
- Kehamilan
- Sepsis
- Aborsi postseptik dalam waktu dekat
- Abnormalitas anatomi yang mengganggu rongga rahim
- Perdarahan yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya
- Penyakit tropoblastik ganas
- Kanker leher rahim, kanker payudara, kanker endometrium
- Penyakit radang panggul
- PMS (premenstrual syndrome) 3 bulan terakhir dan imunokompromise (penurunan kekebalan tubuh)
- TBC panggul
- Efektivitas
Kehamilan terjadi pada 0,3-0,8/100 wanita - Keuntungan
Sangat efektif, bekerja cepat setelah dimasukkan ke dalam rahim. Bekerja dalam jangka waktu lama - Kerugian
Risiko infeksi panggul, dismenorea (nyeri saat haid), menoragia pada bulan-bulan pertama, peningkatan risiko perforasi (robek) rahim, risiko kehamilan ektopik, AKDR dapat lepas dengan sendirinya - Efek samping
Nyeri, perdarahan, peningkatan jumlah darah menstruasi - Pengembalian kesuburan
Segera setelah dilepaskan!