Kelamaan Menonton TV Sebabkan Perilaku Anti Sosial pada Anak


Kelamaan Menonton TV Sebabkan Gangguan Perilaku Anti Sosial pada Anak - Penelitian-penelitian terbaru menunjukkan hubungan lama menonton televisi dengan perilaku antisosial. Di Universitas Glasgow, peneliti menemukan bahwa “menonton televisi, video, atau DVD selama 3 jam atau lebih sehari berhubungan dengan peningkatan masalah perilaku antara usia 5 sampai 7 tahun.” Penelitian ini dilakukan menggunakan sampel 11,000 anak yang lahir antara tahun 2000 hingga 2002. Gangguan perilaku yang dimaksud adalah perilaku antisosial seperti berkelahi, mencuri atau bullying.

Pada penelitian yang dipublikasikan pada tanggal 25 Maret 2013 di Archives of Disease in Childhood ini, para ibu dari anak-anak yang berusia 5 sampai 7 tahun diberikan sebuah kuesioner yang mengukur masalah perilaku, gejala emosional, hiperaktivitas atau gangguan pemusatan perhatian, kesulitan berteman, dan empati terhadap orang lain (yang dinilai sebagai perilaku pro-social). Mereka juga ditanyakan berapa sering anak menonton televisi atau bermain komputer dan video games pada usia 5 tahun.

Senada dengan hasil tersebut, sebuah penelitian jangka panjang yang dilakukan di Selandia Baru terhadap 1.000 anak yang lahir di Dunedin, Selandia Baru pada tahun 1972 dan 1973 menunjukkan hubungan lama menonton televisi dengan perilaku antisosial dan kriminal saat anak-anak tersebut dewasa. Dr. Bob Hancox dan koleganya menemukan adanya peningkatan risiko sesorang melakukan tindakan kriminal sebanyak 30% dengan setiap jam yang dilalui dengan menonton televisi.

Studi tersebut juga menemukan bahwa anak-anak yang lebih banyak menonton televisi memiliki peningkatan kecenderungan memiliki emosi negatif dan peningkatan risiko gangguan kepribadian antisosial. Hasil penelitian ini dipublikasikan pada jurnal bergengsi Pediatrics bulan Maret 2013.

American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan pembatasan lama menonton televisi pada anak yaitu 1-2 jam per hari. Orangtua juga perlu memperhatikan konten acara televisi yang ditonton. Kedua penelitian tersebut memang hanya menunjukkan hubungan asosiasi dan bukan sebab-akibat. Namun, hasil penelitian-penelitian yang disebutkan di atas mendukung rekomendasi AAP agar orangtua membatasi lama anak menonton televisi setiap harinya.













.