- Kelenjar parotid --> saluran (duktus saliva) kelenjarnya bermuara di dekat gigi atas
- Kelenjar submandibular --> duktus saliva bermuara di bawah lidah
- Kelenjar sublingual --> duktus saliva bermuara di dasar mulut
Dalam kondisi tertentu, produksi atau aliran saliva dapat berkurang dari normal dan menyebabkan kondisi mulut kering. Kondisi tersebut dalam bahasa kedokteran disebut Xerostomia.
Bagaikan mesin yang tidak bisa bekerja tanpa bantuan oli, seperti itu juga mulut tanpa air liur. Sedikit orang yang menyadari arti pentingnya eksistensi air liur dalam kehidupan, padahal tanpanya hidup bisa menjadi tidak nyaman. Air liur dalam bahasa kedokteran disebut saliva. Tidak hanya berfungsi untuk membantu dalam pengunyahan dan pencernaan, saliva juga melindungi gigi dengan membantu mencegah karies, mengatur keasaman rongga mulut, dan mencegah mikroorganisme berkembang tak terkendali.
Apa yang membuat saliva begitu penting bagi tubuh kita?
Saliva seperti automatic carwash
Saliva memiliki efek self-cleansing. Bayangkan mobil yang setiap hari terekspos debu dan kotoran di jalan dan tidak dicuci selama beberapa hari, berapa banyak kotoran yang menempel di permukaannya. Dengan adanya saliva, alirannya membersihkan sisa-sisa makanan dari rongga mulut dan membawanya ke kerongkongan untuk ditelan.
Aliran saliva menurun saat sedang tidur, terutama saat tidur malam. Oleh karena itu kita sering merasa mulut kering dan berbau kurang sedap saat baru bangun tidur. Biasanya bau mulut seperti ini akan hilang setelah minum air putih segera setelah bangun tidur.
Pada orang yang memiliki kebiasaan mengunyah pada satu sisi, sisi yang tidak digunakan cenderung akan lebih kotor daripada sisi yang digunakan untuk mengunyah, ditandai dengan banyaknya akumulasi plak dan biasanya banyak terbentuk karang gigi. Kondisi ini disebabkan karena gerakan pengunyahan dan keberadaan makanan akan menstimulasi kelenjar saliva. Hal ini juga menjelaskan mengapa pada saat orang sedang berpuasa mulut terasa kering, karena hampir sama sekali tidak ada gerakan mengunyah dan tidak adanya makanan yang merangsang keluarnya saliva.
Rata-rata orang makan 3 kali dalam satu hari, belum lagi cemilan ringan di antara waktu makan. Makanan yang mengandung karbohidrat atau asam yang kita konsumsi akan menyebabkan keasaman dalam mulut meningkat, sedangkan jaringan gigi dapat larut dalam keadaan asam. Dalam hal ini saliva sangat berperan dalam mengatur keasaman pH rongga mulut, di mana saliva bertindak sebagai buffer.
Mulut Kering (Xerostomia)
Produksi air liur dapat menurun karena beberapa sebab, hingga membuat kondisi rongga mulut menjadi kering. Pada kondisi mulut yang kering, karies lebih mudah terjadi karena tidak ada saliva yang seharusnya membersihkan plak yang berkumpul di permukaan gigi. Kondisi mulut yang kering juga membuat nafas cenderung berbau tak sedap. Seiring dengan usia, saliva yang diproduksi semakin sedikit. Kondisi ini utamanya disebabkan karena berkurangnya fungsi kelenjar liur karena proses penuaan.
Penderita kanker mulut dan leher (head & neck cancer) lazimnya dirawat dengan radioterapi. Radiasi pada daerah tersebut dapat merusak kelenjar saliva sehingga tidak dapat berfungsi secara normal. Kerusakan kelenjar saliva juga bisa disebabkan karena penyakit tertentu seperti Sjogren syndrome, penyakit autoimun yang menyebabkan kekeringan pada mata dan mulut. Namun kerusakan kelenjar saliva paling banyak adalah sebagai efek samping dari obat-obatan yang dikonsumsi secara kontinu. Obat-obatan tersebut diantaranya adalah sebagian obat-obatan untuk penyakit jantung, antihistamin (anti alergi), dan antidepresan.
Kerusakan pada kelenjar saliva dapat disebabkan karena beberapa sebab, diantaranya obstruksi atau sumbatan aliran saliva yang umumnya terjadi pada kelenjar parotid dan submandibular yang disebabkan terbentuk batu. Gejala biasanya disadari pada saat makan, di mana saliva terangsang karena adanya makanan tapi tidak bias mengalir karena tersumbat batu. Hal ini dapat menyebabkan bengkaknya kelenjar saliva yang tersumbat dan menimbulkan rasa sakit, terkadang disertai infeksi. Bila dibiarkan lama tidak dirawat, dapat terjadi abses (pembengkakan yang berisi nanah) pada kelenjar saliva.
Tumor pada kelenjar saliva juga dapat terjadi, dengan gejala pembengkakan yang biasanya jarang disertai rasa sakit. Tumor ini bisa jinak maupun ganas, dan biasanya jarang menyerang lebih dari satu kelenjar. Bila terjadi pembesaran pada kelenjar saliva, segera konsultasikan ke dokter gigi atau dokter spesialis THT. Tumor yang ganas berkembang dengan cepat, dapat terjadi rasa sakit yang parah, dan bisa menyebabkan hilangnya kemampuan gerak pada seluruh wajah atau sisi wajah yang terkena.
Orang yang menderita xerostomia (mulut kering) yang berat bisa terbangun di tengah malam karena rasa tidak nyaman yang diakibatkan keadaan tersebut. Makanan juga menjadi sulit ditelan karena kekurangan efek lubrikan dari saliva. Orang sering tidak menyadari pentingnya saliva, hingga terjadi sesuatu yang menyebabkan aliran saliva berkurang dan mulut menjadi kering. Bila sudah kejadian, hal yang harus dilakukan adalah mengurangi makanan dan minuman yang tinggi kadar gula dan keasamannya.
Untuk merangsang aliran saliva, disarankan untuk minum banyak air putih, mengunyah sugar-free chewing gum atau permen rendah gula. Hindari buah yang asam, kafein dan alcohol. Alcohol yang terkandung dalam obat kumur juga dapat menyebabkan kekeringan pada mulut bila digunakan tidak sesuai anjuran, oleh karena itu konsumen dituntut jeli dalam memilih produk. Bila ada indikasi bahwa mulut sering terasa kering, sebaiknya hindari obat kumur yang mengandung alcohol. Pilih pasta gigi dengan kandungan fluor yang cukup tinggi sehingga dapat membantu mineralisasi gigi. Selain itu penting diperhatikan waktu penyikatan gigi, di mana waktu yang krusial adalah sikat gigi sebelum tidur karena aliran saliva menurun saat sedang tidur seperti yang sudah disinggung di atas.
Pasien yang termasuk dalam golongan lanjut usia, terutama yang menggunakan gigi tiruan juga patut mendapat perhatian lebih. Kurangnya aliran saliva karena penuaan terutama pada orang yang menggunakan gigi palsu rentan akan pertumbuhan jamur, di bawah daerah-daerah yang berkontak dengan basis gigi tiruan!