Hal ini membawa kembali kesadaran kita akan perkembangan intelektual anak, meskipun banyak diantara para guru sudah menyadari hal ini dan dengan gigih memperjuangkan anak-anak untuk semakin lebih pintar, tak ayal banyak orang tua yang seringkali terjerumus akan hasil IQ anak dengan memaklumi hal tersebut. Sehingga tak jarang terjadi kasus orang tua yang mengasihi anak IQ rendah dengan tidak mengajarkan lebih, begitupun pada kasus anak ber IQ tinggi yang seringkali dibiarkan begitu saja karena sudah dianggap pintar.
Bahkan penelitian ini menunjukkan kemampuan yang seimbang antara penurunan maupun kenaikan pada perubahan intelegensi verbal dan non-verbal di dalam otak remaja dibandingkan dengan tahap usia lainnya.
Sangatlah bijaksana apabila hal ini juga menjadi acuan kepada para orang tua untuk lebih memperhatikan perkembangan anak terlebih lagi saat mereka beranjak remaja. Karena tahap ini secara ilmiah juga mendukung teori psikologis yang menganggap usia remaja sebagai masa peralihan yang masih rentan dengan perkembangan mental, emosional, sosial dan fisik yang dapat memengaruhi kehidupan dewasa nantinya.