Waspadai Kaleng Makanan Berbahaya Mengandung Bisphenol A (BPA)

Waspadai Kaleng Makanan Berbahaya Mengandung Bisphenol A (BPA) - Waspada Kaleng Makanan Berbahaya Mengandung Bisphenol A (BPA) - Bisphenol A atau BPA merupakan senyawa kimia organik yang menyerupai hormon dalam tubuh dan telah di anggap berbahaya oleh para ilmuan karena mampu mempengaruhi hormon seksual tubuh yang sudah ada, gender bending”, juga memberikan peningkatan dalam penyakit jantung dan kanker. Sebuah penelitian terbaru dari Harvard School of Public Health, Boston, Amerika Serikat menemukan bahwa kandungan BPA dalam kemasan kaleng makanan demi mencegah terjadinya karat, ternyata dapat masuk kedalam tubuh manusia yang mengonsumsi makanan kaleng tersebut sebanyak 1200% BPA hanya dalam 5 hari pada urin mereka dibandingkan dengan mereka yang memakan makanan segar, seperti dilansir dalam Daily Health.
BPA sendiri telah terbukti terdapat juga dalam kemasan minuman yang terbuat dari plastik yang dikeraskan, namun tidak sebesar kandungan dalam kemasan kaleng. Hal ini membawa pertanyaan pada dampak yang diberikan dari banyaknya jumlah kandungan BPA dalam tubuh manusia. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya, tubuh ibu hamil yang terkontaminasi BPA juga dapat mempengaruhi perilaku anak yang dilahirkan hingga usia 3 tahun khususnya anak perempuan karena hormon wanita lebih sensitif terhadap senyawa ini dengan menunjukkan gangguan perilaku seperti hiper aktif, agresif, cemas dan depresi.

Selain itu diketahui juga BPA mengganggu proses hormonal, mengganggu fungsi hormon thyroid, mengganggu perilaku seksual, kesuburan, kerusakan pada hati dan berhubungan dengan kanker payudara berdasarkan WHO INFOSAN . Bahkan penelitian dari Yale School of Medicine berhasil menunjukkan bahwa efek neurologis yang merugikan terjadi pada primata yang terkena BPA, sehingga mempengaruhi kinerja konektifitas sel otak yang berperan penting dalam memori, pembelajaran dan mood.

Hingga kini jumlah aman terkena BPA masih belum bisa ditentukan, meskipun ada beberapa penelitian yang menyarankan kadar minimum, namun tetap saja terkena BPA dengan kadar rendah juga sudah mampu mempengaruhi jaringan sel otak khususnya pada anak-anak.

Dengan demikian banyak negara di Eropa telah melakukan pelarangan penggunaan BPA dalam botol susu plastik anak-anak, mainan, dan kemasan lainnya yang dapat dengan mudah di jangkau anak-anak. Karena BPA sendiri bisa terdapat dalam plastik pegangan sendok garpu, pegangan pisau, mainan, botol, tempat makan dan barang plastik lainnya.

Terlebih setelah ditemukannya kadar BPA yang sangat tinggi dalam makanan kaleng yang mampu menggangu proses pembentukan keragaman genetika yang diwariskan sehingga terjadi perubahan urutan DNA yang mendasar, epigenetic. Karena berdasarkan banyak penelitian, secara konsisten mereka dapat menyimpulkan bahwa dengan terkontaminasi BPA secara rendah saja sudah mampu membalikkan struktur otak dan perilaku seksual yang normal dan dampak-dampak buruk lainnya terhadap kesehatan.

Sangat diharapkan badan kesehatan di Indonesia juga turut mencegah dan melarang penggunaan BPA pada produk-produk yang masuk dan dibuat untuk rakyat Indonesia. Sehingga paling tidak kita mampu mencegah terjadinya dampak buruk dari BPA yang telah terbukti sangat mengkhawatirkan.













.