BPA sendiri telah terbukti terdapat juga dalam kemasan minuman yang terbuat dari plastik yang dikeraskan, namun tidak sebesar kandungan dalam kemasan kaleng. Hal ini membawa pertanyaan pada dampak yang diberikan dari banyaknya jumlah kandungan BPA dalam tubuh manusia. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya, tubuh ibu hamil yang terkontaminasi BPA juga dapat mempengaruhi perilaku anak yang dilahirkan hingga usia 3 tahun khususnya anak perempuan karena hormon wanita lebih sensitif terhadap senyawa ini dengan menunjukkan gangguan perilaku seperti hiper aktif, agresif, cemas dan depresi.
Selain itu diketahui juga BPA mengganggu proses hormonal, mengganggu fungsi hormon thyroid, mengganggu perilaku seksual, kesuburan, kerusakan pada hati dan berhubungan dengan kanker payudara berdasarkan WHO INFOSAN . Bahkan penelitian dari Yale School of Medicine berhasil menunjukkan bahwa efek neurologis yang merugikan terjadi pada primata yang terkena BPA, sehingga mempengaruhi kinerja konektifitas sel otak yang berperan penting dalam memori, pembelajaran dan mood.
Hingga kini jumlah aman terkena BPA masih belum bisa ditentukan, meskipun ada beberapa penelitian yang menyarankan kadar minimum, namun tetap saja terkena BPA dengan kadar rendah juga sudah mampu mempengaruhi jaringan sel otak khususnya pada anak-anak.
Dengan demikian banyak negara di Eropa telah melakukan pelarangan penggunaan BPA dalam botol susu plastik anak-anak, mainan, dan kemasan lainnya yang dapat dengan mudah di jangkau anak-anak. Karena BPA sendiri bisa terdapat dalam plastik pegangan sendok garpu, pegangan pisau, mainan, botol, tempat makan dan barang plastik lainnya.
Terlebih setelah ditemukannya kadar BPA yang sangat tinggi dalam makanan kaleng yang mampu menggangu proses pembentukan keragaman genetika yang diwariskan sehingga terjadi perubahan urutan DNA yang mendasar, epigenetic. Karena berdasarkan banyak penelitian, secara konsisten mereka dapat menyimpulkan bahwa dengan terkontaminasi BPA secara rendah saja sudah mampu membalikkan struktur otak dan perilaku seksual yang normal dan dampak-dampak buruk lainnya terhadap kesehatan.