Namun pada kasus-kasus tertentu, pencabutan untuk menghilangkan sumber infeksi harus dilakukan sesegera mungkin bila gigi tersebut memang diindikasikan untuk dicabut, yaitu bila perawatan syaraf (endodontik) sudah bukan lagi menjadi indikasi. Dengan dicabutnya gigi penyebab infeksi, penyembuhan abses malah bisa lebih cepat terjadi. Peterson dalam bukunya menyebutkan hanya ada dua kondisi di mana pencabutan gigi dapat ditunda dan dilakukan tindakan premedikasi terlebih dulu, yaitu :
- Anestesi (pembiusan) yang adekuat tidak dapat dicapai. Pada kasus infeksi gigi molar (geraham) bawah yang dianestesi dengan teknik mandibular blok, tingkat kegagalan anestesi cukup tinggi karena teknik ini memang termasuk teknik yang sulit. Terkadang kegagalan mandibular blok yang terjadi disebabkan oleh kesalahan operator sendiri namun infeksi gigi yang sedang terjadi sering dijadikan kambing hitam.
- Akses untuk melakukan anestesi tidak memadai, misalnya pada kasus dimana pasien tidak dapat membuka mulut cukup lebar.
Meski demikian, keputusan dokter gigi untuk mencabut gigi pasien yang sedang infeksi perlu dilandasi dengan pemahaman mendalam tentang diagnosa pasien, terutama mengenai perbedaan abses gigi dengan selulitis.
Ilustrasi abses yang terjadi
akibat infeksi gigi. Abses dapat terlokalisir di ujung akar namun juga
dapat menyebabkan pembengkakan di pipi dan di daerah rahang bawah.
|
Terlihat pembengkakan yang
masif pada pasien di dalam gambar ini, di mana pembengkakan yang terjadi
sudah demikian parah sehingga menghambat jalan nafas pasien. Dalam
kondisi seperti ini gigi penyebab tidak dapat langsung dicabut, namun
infeksi harus disembuhkan terlebih dulu dengan pemberian obat-obatan
oleh dokter!
|