gettyimages |
Melalui survei, para wanita diminta untuk menuliskan mengenai frekuensi, durasi, dan intensitas mengenai aktivitas fitness yang mereka lakukan antara tahun 1984-1986. Melalui follow-up 10 tahun kemudian, mereka ditanyakan mengenai kehamilan yang mereka alami.
Sigridur Lara Gudmundsdottir, yang ketua penelitian ini mengatakan, ”Diantara semua wanita, kami menemukan bahwa terdapat 2 grup yang mengalami peningkatan risiko infertilitas (gangguan kesuburan).”
Mereka yang mengalami gangguan adalah para wanita yang berlatih hampir setiap hari dan mereka yang berlatih sampai benar-benar lelah. Kedua grup wanita ini memiliki risiko paling tinggi untuk mengalami masalah infertilitas.
Meskipun faktor pengukur yang lain seperti usia, berat badan, status pernikahan, dan merokok sudah termasuk ke dalam perhitungan, penelitian menunjukkan bahwa para wanita yang berlatih fitness sangat keras memiliki risiko tiga kali lebih besar memiliki masalah kesehatan dibandingkan mereka yang memiliki frekuensi berlatih sedang.
Wanita muda lebih rentan terhadap risiko tersebut. Wanita berusia di bawah 30 tahun yang berlatih sangat keras, sekitar 25% tidak memiliki anak selama 1 tahun pernikahan mereka, dibandingkan dengan nilai rata-rata wanita normal yang hanya mencapai 7%.
Meskipun begitu, efek negative dari berlatih fitness terlalu keras tidak permanen. “Sebagian besar wanita yang mengikuti studi ini memiliki anak pada akhirnya,” kata Gudmundsdottir. “Dan mereka yang berlatih fitness keras di tahun 1980 termasuk grup yang memiliki anak pada tahun 1990,” beliau menambahkan.
Hal ini belum diketahui penyebabnya, apakah dikarenakan sebagian besar wanita mengurangi level aktivitas mereka atau karena perubahan kadar hormonal dalam diri mereka. Belum ditemukan bukti perbaikan fertilitas atau kesuburan setelah mereka mengurangi aktivitas mereka. Gudmundsdottir menyarankan bahwa wanita yang ingin memiliki anak harus mengatur aktivitas fitness mereka agar jangan terlalu keras atau ekstrim.”Kami percaya bahwa aktivitas fisik yang terlalu banyak atau kebalikannya terlalu rendah memiliki efek negative terhadap kesuburan. AKtivitas sedang termasuk ideal untuk untuk meningkatkan kesuburan.”